Thursday, February 10, 2011

Maka Hendaklah Manusia Memperhatikan, Dari Apakah dia Diciptakan?




Allah mengutus Nabi Muhammad Shalallohu alaihi sebagai rasul untuk seluruh dunia sebagaimana yang difirmankan Allah di dalam al-Quran,



"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuknya rahmat bagi sernesta alam. " (QS al-Anbiyaa' : 107)



Dan Nabi Muhammad Shalallohu alaihi juga utusan Allah untuk orang Badui yang tinggal di gurun sebagaimana dia utusan Allah untuk ilmuwan sekarang ini yang dipenuhi alat-alat laboratorium modern. Dia adalah utusan Allah untuk semua manusia di setiap saat. Sebelum Nabi Muhammad Shalallohu alaihi, setiap rasul diutus semata-mata untuk kaumnya sendiri. . .



"Kamu hanyalah seorang pemberi peringatan, dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. " (QS ar-Ra'ad : 7)



Akan tetapi, pesan Nabi Muhammad adalah un­tuk seluruh umat manusia, dan untuk alasan itulah Allah memberi bukti yang mendukung pesan Nabi Muhammad. Bukti ini berbeda dengan bukti-bukti yang diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya. Bukti kerasulan yang terdahulu hanya dilihat pada zamannya dan kemungkinan generasi setelah mereka. Kemudian Allah menurunkan rasul yang baru, yang didukung dengan keajaiban-keajaiban baru, untuk membangkitkan kepercayaan kaumnya. Akan tetapi, Nabi Muhammad karena dipersiapkan sebagai rasul yang terakhir sampai Hari Kebangkitan, Allah memberinya mukjizat yang abadi sebagai bukti yang mendukung, yaitu al-Quran.



Jika kita bertanya kepada orang Yahudi atau Nasrani yang menunjukkan kepada kita mukjizat Nabi Musa Alaihi salam atau Nabi Isa Alaihi salam yang mungkin sebagai berkah dan perjanjian Allah kepada mereka, maka keduanya akan menyampaikan ini tidak dalam jangkauan manusia un­tuk mempertunjukkan kembali beberapa mukjizat sekarang. Nabi Musa memiliki mukjizat tongkat yang tidak dapat diciptakan atau Nabi Isa diminta untuk menghidupkan kembali orang dari kematian. Untuk kita sekarang, mukjizat-mukjizat ini tidak lebih hanya menjadi laporan sejarah. Tetapi jika seorang Islam ditanya tentang mukjizat terbesar Nabi Muhamad, dia dapat menunjukkan al-Quran. Al-Quran adalah sebuah mukjizat yang meninggalkan bekas di tangan kita. Al-Quran adalah buku yang terbuka untuk semua orang untuk mengujinya.



Sebagaimana firman Allah di dalam al-Quran:



"Katakanlah: Apakah keterangan (saksi) yang paling besar? Katakanlah: Allah, Dia men­jadi saksi antara aku dan kamu. Dan al-Quran ini diwahyukan kepadaku, supaya dengan itu aku dapat memberi pengertian kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Quran kepadanya. " (QS al-An'am : 19)



Alam yang menakjubkan dari al-Quran di mana terletak pengetahuan di dalamnya. Allah Yang Maha Agung berfirman:



". . . tetapi Allah mengakui al-Quran yang diturunkan Nya kepadamu (Muhammad), Al­lah menurunkannya dengan ilmu Nya. " (QS an­Nisa : 166)



Oleh karena itu, para ilmuwan di zaman kita dan para sarjana, profesor di beberapa universitas yang memimpin pemikiran manusia, memiliki kesempatan untuk menguji pengetahuan yang ditemukan dalam firman Allah. Pada zaman sekarang, para ilmuwan telah mengungguli dalam penemuan alam semesta, akan tetapi al-Quran lebih dulu telah menjelaskan alam semesta dan sifat alami manusia sebelumnya. Sehingga, apa hasilnya?



Kami menghadirkan Profesor Emeritus Keith Moore, salah satu dari ilmuwan dunia yang terkemuka dalam bidang Anatomi dan Embriologi.



ProfesorMoore adalah penulis buku berjudul "The Development Human". Dia adalah Profiesor Emeritus ahli Anatomi dan Sel Biologi Universitas Toronto, Kanada, di mana dia Ketua Jurusan Basic Sciences, Fakultas Kesehatan, dan selama 8 tahun Ketua Jurusan Anatomi. Prof Moore sebelumnya juga mengabdi pada Universitas Winndipeg, Kanada, selama sebelas tahun. Dia mengepalai beberapa Internasional Associations of Anatomist and the Counalofthe Union of Biological Science. Profesor Moore juga terpilih anggota Royal Medical Associations of Canada, the Intemational Academy of Cytology, the Union of American Anatomist dan the Union of North dan South American Anatomist, dan pada tahun 1984 menerima penghargaan yang terkenal dalam bidang anatomi di Kanada, JCB Grant Award dari the Canadian Association of Anatomist. Dia menerbitkan beberapa buku di klinik Anatomi dan Embriologi, delapan dari buku ini digunakan sebagai referensi di sekolah medis dan telah diterjemahkan ke dalam enam bahasa.



Profesor Moore, dia terkejut. Dia heran bagaimana Nabi Muhammad pada 14 abad yang lalu dapat mendeskripsikan embrio dan fase perkembangannya secara detail dan akurat, yang mana para ilmuwan untuk mengetahui hal itu baru tiga puluh tahun terakhir. Akan tetapi, keterkejutan Profesor Moore itu berkembang begitu cepat menjadi kekaguman terhadap wahyu dan petunjuk ini. Dia memperkenalkan sudut pandang ini secara intelektual dan lingkungan ilmiah. Dia juga memberi sebuah surat pada kesesuaian embriologi modern dengan al-Quran dan Sunnah, di mana dia menyatakan sebagai berikut:



"Ini merupakan kesenangan yang besar bagi saya untuk membantu mengklarifikasi pernyataan di dalam al-Quran tentang perkembangan manusia. Telah jelas bagi saya bahwa pernyataan yang datang kepada Nabi Muhammad pasti dari Allah atau Tuhan sebab hampir semua pengetahuan tidak ditemukan sampai beberapa abad terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah."



Pertimbangan yang terkenal dan dihormati ilmuwan embriologi ini dinyatakan atas pembelajaran ayat al-Quran sesuai dengan disiplinnya. Dan kesimpulannya bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Allah berfirman di dalam al-Quran tentang tingkatan penciptaan manusia:



"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. " (QS al-Mukminun : 12-14)



Kata alaqah dalam bahasa Arab memiliki tiga arti. Pertama, berarti pacet atau lintah; kedua, berarti sesuatu yang tertutup; dan ketiga, berarti segumpal darah.

Dalam perbandingan lintah air tawar dengan em­brio pada tingkat alaqah, Profesor Moore menemukan persamaan yang besar di antara keduanya. Dia menyimpulkan bahwa embrio selama tingkatan alaqah kenampakannya mirip dengan lintah itu. Profesor Moore menempatkan gambar sisi embrio dengan sisi gambar seekor lintah. Dia memperlihatkan gambar gambar ini kepada para ilmuwan di beberapa konferensi.

Arti kedua dari kata alaqah adalah sesuatu yang tergantung. Hal ini dapat kita lihat dalam penggabungan embrio dengan uterus dalam rahim ibu selarna masa alaqah. Arti ketiga kata alaqah adalah segumpal darah. Hal ini berarti, sebagaimana yang diungkapkan Profesor Moore, bahwa embrio selama selama fase alaqah melalui kejadian di dalam, seperti formasi darah di dalam pembuluh darah tertutup, sampai putaran metabolisme yang dilengkapi dengan plasenta. Selama fase alaqah, darah ditarik di dalam pembuluh darah tertutup dan itulah mengapa embrio tampak seperti segumpal darah, tampak juga seperti lintah. Kedua deskripsi itu dijelaskan secara menakjubkan dengan kata alaqah di dalam al-Quran.



Profesor Moore juga mempelajari embrio saat fase mudghah (gumpalan seperti zat/ substansi). Dia mengambil lempengan tanah liat yang kasar dan mengunyahnya ke dalam mulut. Kemudian membandingkan lempengan itu dengan sebuah gambar embrio saat fase mudghah. Profesor Moore me­nyimpullkan bahwa embrio saat fase mudghah tampak jelas seperti gumpalan zat.



Beberapa majalah di Kanada menerbitkan beberapa pernyataan Profesor Moore. Lagi pula, dia menjelaskan dalam tiga acara TV di mana dia menyoroti kesesuaian ilmu pengetahuan modern dengan apa yang tersebut di dalam al-Quran selama 1400 tahun. Akibatnya, Profesor Moore ditanya dengan pertanyaan seperti berikut: "Apakah hal ini berarti kamu percaya bahwa al-Quran itu firman Allah?" Kemudian beliau menjawab: "Saya tidak menemukan kesulitan dalam meyakini hal ini." Profesor Moore juga ditanya: "Bagaimana Anda percaya dengan Nabi Muhammad jika Anda masih percaya dengan Yesus Kristus?" Dia menjawab: "Saya percaya keduanya, karena keduanya dari sekolah yang sama."



Dengan demikian, semua ilmuwan modern yang ada di dunia sekarang ini datang untuk mengetahui bahwa al-Quran itu adalah pengetahuan yang diturunkan dari Allah.



"Akan tetapi Allah mengakui al Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu Nya. . . . . .. " (QS an Nisa : 166)

Tuesday, February 1, 2011

Mari Sejenak Berada di Dekat Rasulullah


Berikut beberapa kisah yang akan membawa kita kembali ke beberapa abad ke belakanng, berada di tempat ketika Rasul masih hidup, membayangkan berada didekatnya...



Toleransi Nabi Dalam Berdakwah



Ketika Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi sedang duduk bersama para sahabat, muncul seorang pemuda menemui Nabi lalu berkata "Izinkanlah saya untuk berzina." Mendengar perkataan yang biadab itu, sahabat-sahabat sangat terkejut dan merasa marah.



Namun Nabi Muhammad bersikap tenang dan melayani dengan baik. Baginda menyuruh pemuda itu mendekat kepadanya lalu bertanya "Maukah engkau berzina dengan ibumu?" Pemuda itu menjawab "Tidak!". Lantas Nabi bersabda "Kalau begitu, orang-orang lain juga tidak suka ada yang berbuat jahat kepada ibu-ibu mereka." Nabi kemudian mengajukan pertanyaan kedua "Sukakah kamu berbuat jahat dengan saudara perempuanmu sendiri? atau sukakah kamu sekiranya isteri kamu dinodai orang?" semua soal itu dijawab oleh pemuda itu dengan "Tidak!".



Rasulullah kemudian meletakkan tangannya yang mulia ke atas pemuda itu sambil berdoa "Ya Allah, sucikanlah hati pemuda ini. Ampunkanlah dosanya dan peliharakanlah dia dari melakukan zina." Sejak peristiwa itu, tiadalah perkara yang paling dibenci oleh pemuda itu selain zina.

***



Sifat Pemurah Rasulullah



Pada suatu hari, setelah selesai sholat jemaah di masjid, baginda tergesa-gesa pulang ke rumah hingga sahabat-sahabat merasa heran. Setibanya di rumah, baginda lalu menyuruh pembantunya memanggil orang-orang fakir dan miskin pada malam itu juga untuk dibahagikan uang. Sebenarnya sesudah sholat tadi terlintas dalam ingatan baginda bahwa ia masih menyimpan uang yang belum dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya.

***



Suatu hari yang lain, baginda pergi ke pasar untuk membeli sehelai kain sambil membawa uang delapan dirham. Di tengah jalan baginda bertemu dengan seorang budak perempuan yang menangis. Dia tidak berani pulang kerana takut akan dimarahi oleh majikannya. Seketika itu juga Rasulullah memberikan kepadanya uang dua dirham, lalu berhentilah ia dari menangis.



Dengan sisa uang enam dirham baginda terus pergi ke pasar lalu membeli sehelai kain sarung dengan harga empat dirham. ketika pulang baginda bertemu dengan seorang lelaki tua yang sudah koyak-koyak kain sarungnya, hingga nampaklah auratnya. Tanpa memikirkan keperluannya baginda langsung memberikan kain sarung yang baru dibelinya itu kepada orang tua tersebut. Kemudian baginda kembali ke pasar dengan uang yang masih ada. Baginda membeli kain sarung untuk dirinya sendiri yang tentu mutunya lebih rendah daripada kain sarung yang dihadiahkannya tadi.

***



Nabi Dan Penagih Hutang



Pada suatu hari seorang Yahudi datang menemui Rasulullah kerana hendak menagih hutangnya. Tetapi cara orang Yahudi itu datang menagih hutangnya amatlah kasar sekali. Seketika Yahudi itu menghampiri Rasulullah dan langsung merenggut baju Rasulullah sambil berkata: ''Hai keturunan Abdul Mutalib, engkau memang golongan orang yang suka menangguh-nangguhkan hutang!''



Sikap kasar serta tutur kata yang tidak sopan dari orang Yahudi itu sangat menyakitkan hati Syaidina Umar bin Khattab yang berada bersama Rasulullah ketika itu.Oleh kerana perasaaan marahnya begitu meluap, Sayidina Umar langsung memukul Yahudi itu.



Rasulullah terkejut dengan sikap Sayidina Umar itu, kerana tidak dapat mengendalikan emosinya. Walaupun,air muka rasulullah terbayang kemarahaannya, tetapi baginda dapat mengendalikan emosinya. Lalu baginda berkata kepada Sayidina Umar: ''Wahai Umar, saya dan dia, mempunyai urusan yang lebih layak. Biarlah kami berdua yang menyelesaikannya dan janganlah kau mencampurinya. Sebaiknya engkau menyuruh saya membayar hutang itu dengan baik dan menyuruh dia menagih hutang dengan baik juga. Sebenarnya saya masih ada tiga hari lagi tempo untuk membayar hutang tersebut''. Maka baginda menyuruh Sayidina Umar membayar hutang baginda dengan memberi dua puluh kilo gandum kepada Yahudi itu sebagai balasan kerana Sayidina Umar telah berlaku kasar terhadap Yahudi itu.



Ketika Yahudi tersebut mengingat kejadian itu, iia segera menemui Umar dan berkata : ''Wahai Umar, semuanya itui adalah merupakan tanda-tanda kenabian. Saya telah dapat melihat tanda-tanda tersebut terbayang di wajah nabi ketika saya memperhatikan wajahnya. Sebenarnya saya ingin mengetahui apakah benar dia seorang nabi. karena itulah saya uji dia untuk mengetahui apakah dia seorang yang tinggi akhlaknya dan pemaaf. maka saya bersaksi, bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusaNya.''

***



Keberanian Rasulullah



Sesungguhnya pemimpin umat Islam ini bukan hanya pandai mengatur taktik dan strategi sebagai Panglima atau Jeneral, bahkan bagindalah yang sering maju kebarisan depan dalam menghadapi musuh.



Sayidina Ali bin Abu Talib adalah pahlawan yang selalu turut berperang disamping Rasulullah, Beliau pernah menceritakan betapa beraninya Rasulullah di dalam suatu peperangan, katanya: "Baginda sangat berani mendekati kubu-kubu pertahanan musuh. Sewaktu tentera Islam menghadapi tentangan dalam peperangan Hunain dan banyak pejuang-pejuang Islam yang lari, baginda sendiri tidak keluar dari barisan pertahanan bahkan mengatur arahan dari atas kuda di tengah-tengah serbuan musuh. Akhirnya baginda berjaya mengumpulkan pasukan yang perpecah-belah itu untuk meneruskan perlawanan."

***



Sewaktu tentara Islam terkepung dalam peperangan Uhud, Rasulullah sendiri mendapat luka yang sangat berat, sahabat serta musuhnya menyangka baginda sudah tewas. Maka pada saat-saat yang mencemaskan itu, baginda memaksa dirinya tampil ke depan seraya berteriak: "Di sini Muhammad! Rasulullah! Aku masih hidup!."

***



Pernah pada suatu malam penduduk kota Madinah menjadi gempar sebab terdengar bunyi riuh-rendah musuh yang coba menyerang kota Madinah. Pasukan tentara Islam segera bergegas ke tempat tersebut dan mendapati Rasulullah telah berada lebih dahulu di situ. Baginda berkata kepada pasukan yang datang itu: "Musuh telah lari, keadaan telah aman, mari kita pulang."

***



Sifat Kasih Rasulullah



Pada suatu hari ketika baginda baru pulang ke rumahnya, baginda melihat seekor kucing sedang tidur dengan anak-anaknya di atas jubah yang hendak dipakainya. Sikap baginda yang mencintai binatang membuat baginda menggunting bagian jubah yang selebihnya untuk di pakai. agar kucing-kucing tersebut tidak terganggu tidurnya.

***



Suatu ketika yang lain baginda sedang berjalan disuatu lorong di kota, tiba-tiba baginda melihat seekor unta sedang berlari dengan amat kencang. Orang ramai berlarian dengan panik untuk menghindari laju unta itu. Tetapi anehnya ketika unta itu sampai kepada Rasulullah ia menjadi jinak, lalu ia dipeluk oleh baginda. Sejurus kemudian tuan unta itu datang dengan dengan terengah-engah sambil mengucapkan terima kasih kepadanya.



Rasulullah tahu apa yang menyebabkan unta itu lari dari tuannya. Baginda berkata: "Kenapa engkau tidak memberikan makanan yang cukup untuk unta ini? Ia mengadu lapar kepadaku. Kalau engkau dapat menjaganya dengan baik ia tidak akan lari." Orang itu sangat terkejut mendengar kata-kata Rasulullah, dia tidak menyangka bahawa unta itu dapat mengadu kepada Rasulullah dan baginda memahami bahasa binatang itu. Lantas ia mengaku kesalahannya itu.



Sejak itu ia sadar bahwa unta itu bukanlah semata-mata sebagai hambanya saja bahkan harus dijaga dengan baik dan dirawat dengan kasih sayang.

***



Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy



Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah sedang tawaf di Ka'bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: "Ya Karim! Ya Karim!"



Rasulullah menirunya membaca "Ya Karim! Ya Karim!" Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Ka'bah, dan berzikir lagi: "Ya Karim! Ya Karim!" Rasulullah yang berada di belakangnya mengikuti zikirnya "Ya Karim! Ya Karim!" Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:



"Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab baduwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah."



Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah tersenyum, lalu bertanya: "Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?" "Belum," jawab orang itu. "Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?"



"Saya percaya dengan keyakinan teguh atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya," kata orang Arab badwi itu pula.



Rasulullah pun berkata kepadanya: "Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!" Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.



"Tuan ini Nabi Muhammad?!" "Ya" jawab Nabi. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah, Melihat hal itu, Rasulullah menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:



"Wahal orang Arab! janganlah berbuat seperti itu. Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa peringatan bagi yang mengingkarinya."



Ketika itulah, Malaikat Jibril turun membawa berita dari langit, dia berkata: "Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: "Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!" Setelah Rasul menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:



"Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!" kata orang Arab badwi itu. "Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?" Rasulullah bertanya kepadanya. 'Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,' jawab orang itu. 'Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!'



Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah pun menangis mengingat betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. seketika itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:



"Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!"



Betapa bahagianya orang Arab badwi itu, setelah mendengar berita tersebut. la Ialu menangis kerana tidak sanggup menahan keharuan dirinya.

***



Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada Rasulullah...

***