Sunday, June 6, 2010

Bila Aku Jatuh Cinta

Ya Allah… jika aku jatuh cinta
Cintakan aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya padaMu
Agar bertambah kekuatanku untuk mencintaimu…

Ya Muhaimin… jika aku jatuh cinta
Jagalah cintaku padanya
Agar tidak melebihi cintaku padaMu…

Ya Allah… jika aku jatuh hati
Izinkan aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut padaMu
Agar tidak jatuh aku dalam jurang cinta semu…

Ya Rabbana… jika aku jatuh hati
Jagalah hatiku padanya
Agar tidak berpaling dari hatiMu…

Ya Allah...jika aku rindu
Jagalah rinduku padanya
Agar tidak lalai aku merindukan surgaMu…

Ya Rabbul Izzati… jika aku rindu
Rindukan aku pada seseorang
Yang merindu syahid di jalanMu…

Ya Allah…
Jika aku menikmati cinta kekasihMu
Janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya
Bermunajat di sepertiga malam terakhirMu…

Ya Allah…
Jika aku jatuh hati pada kekasihMu
Jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh
Dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepadaMu…

Ya Allah…
Jika engkau halalkan aku merindukan kekasihMu
Jangan biarkan aku melampui batas sehingga melupakan aku
Pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya padaMu...

By Asy-syahid Sayyid Quthb

Siluet Senja

Cinta adalah rasa di jiwa
bilakah ia kan bermakna?
Dalam alunan sikap yang mengalah
tuk menyimpan hasrat meski tak parah
Menunggu seribu tahun pun
rasa itu kan tetap ada Untukmu…

Kebisuan yang menjelma
menumbangkan asa dan cinta
Dalam gairah prasangka
seakan hadir tak bermakna
Mengerti pun aku diam
dalam galau kesendirianku…

Kuingin jadi bagian dari hatimu
tak peduli apa jua yang harus kupertaruhkan
Tapi semakin ku gapai dan ingin kugenggam
bayangmu semakin menghilang
Menyisakan hampa di kalbu
kala diri kalut dalam bisu
Terjelma dalam asa yang hampir patah…

Bayangmu hadir disela bayang yang lain
Aku tergeragap dalam ilusiku
menanti waktu yang mencumbu
Lelah hati ini tak kuasa tuk pahami
Rasa yang semakin meradang
terkenang engkau yang semakin menghilang…

Di kebimbangan yang menuaikan asa dalam penantian
Seribu paranoia membisikkan kepedihan hati
kutanggalkan antara onak berduri
kepercayaan abadi
walau tertinggal hidup pun takan peduli

Rindu pun kembali hadir
bawa seribu nuansa dalam melodi
Menunggu jembatan kasih
terkuak iris kenangan meraup bahagia
di sela rinai tangis dan tawa

Adamu hadir disini...
tapi apa mungkin menyimpan
dua rindu dalam satu wadah?
Terluka palung kalbu ini

adakah hadirmu tuk pahami yang aku tempuh?
Jangan halangi hanya iringi
tapak-tapak kecilku
Yang mengeja untaian makna cinta…

Thursday, June 3, 2010

About my feeling now

Ada getar dihati...

Mengganggu...

Membuat kacau pikiranku...

Membuat kaku tindakanku...

Membuat kelu ucapanku...

Ini bukan tentang cinta...

Bukan pula rindu...

Bagaimanapun ini membuatku mengerti...

Mengapa Ia tdk memaafkan yang menduakanNya...

Karena Ia Pencemburu...

Begitu pula aku...

lyric song

truth ost. Mao

Download lagu di sini
videonya di sini

Yurari yureru hikari hitotsu itami iyasu koto naku kieru
"I take your life forever, you take my life forever"
Hirari ochiru namida hitotsu omoi todoku koto naku kieru
"I take your life forever, you take my life"

Tomaranai toki ni hisomu
(Koboreochita namida no ato kogoesou na namida no iro)
Ai wa kitto furisosogu ame no you ni
Modorenai kioku meguru
(Koboreochita namida no ato kogoesou na namida no iro)
Subete ubawareta kono yo no hate ni

Kanashimi...
Tatoe donna owari o egaite mo kokoro wa nazomeite
Sore wa maru de yami no you ni semaru shinjitsu
Tatoe donna sekai o egaite mo ashita wa mienakute
Sore wa maru de yuri no you ni kegare o shiranai
Negai wa toumei na mama de

Shiroku somaru hana ni hitori nani mo kawaru koto naku chikau
"I take your life forever, you take my life"

Todokanai koe ni nokoru
(Koboreochita namida no ato kakushikirenu futatsu no kao)
Ai wa sotto fukinukeru kaze no you ni
Owaranai yoru ni nemuru
(Koboreochita namida no ato kakushikirenu futatsu no kao)
Yume no kizuato ni nokoshita itami...

Kanashimi...
Tatoe wazuka na hikari umarete mo nageki wa kurikaesu
Sore wa maru de uso no you ni kieru shinjitsu
Tatoe saigo no hane o hiraite mo sadame wa kaerarezu
Yuri no hana wa hakanage ni itami wa kienai
Yume nara aishita mama de

Kanashimi...
Tatoe donna owari o egaite mo kokoro wa nazomeite
Sore wa maru de yami no you ni semaru shinjitsu
Tatoe donna sekai o egaite mo ashita wa mienakute
Sore wa maru de yuri no you ni kegare o shiranai
Negai wa toumei na mama de

A single trembling light, disappearing before it can ease the pain
"I take your life forever, you take my life forever"
A single falling tear, disappearing before the feelings in it are known
"I take your life forever, you take my life"

Lurking within time that never stops
(Traces of tears that spilled over, the color of tears as they freeze)
Love will surely pour down like the rain
Memories I can't return to drift around me
(Traces of tears that spilled over, the color of tears as they freeze)
At the end of this world when everything has been taken away...

Only sadness...
No matter what kind of ending we create, the heart is a mystery
This is the truth that closes in like darkness
No matter what kind of world we create, tomorrow is yet to be seen
As pure as the untainted lily
While our wishes remain transparent

A single person vowing to a flower stained white, assuring nothing will change
"I take your life forever, you take my life"

Left behind in the voice that went unheard
(Traces of tears that spilled over, two faces that can't be fully hidden)
Love will softly blow through like the wind
Sleeping in the endless night
(Traces of tears that spilled over, two faces that can't be fully hidden)
The pain left behind in the scars of a dream...

Only sadness...
Even if a faint light is born, the grief returns over and over
This is the truth that disappears like a lie
Even if I spread my last wings, I can't change my fate
As the lily blossom is short-lived, the pain never fades
I could only love in my dreams


Only sadness...
No matter what kind of ending we create, the heart is a mystery
This is the truth that closes in like darkness
No matter what kind of world we create, tomorrow is yet to be seen
As pure as the untainted lily
While our wishes remain transparent

resensi 2

sekai no chuusin

Fujimura Ritsuko (ShibasAki Kou) sedang mempersiapkan kepindahannya karena sebentar lagi akan menikah dengan tunangannya, Matsumoto Sakutaro (Osawa Takao),ia menemukan sebuah kaset. Ia pun mendengar rekaman itu, karena terharu oleh isi kaset itu, ia pun pergi meninggalkan Sakutaro dengan menulis “I'm going away for awhile. Don't worry about me”.
Sakutaro yang depresi ditinggal Ritsuko pergi ke restoran temannya dan saat menonton berita tentang laporan typhoon 29, ia melihat Ritsuko berjalan terpincang – pincang di latar belakang laporan berita. Sakutaro pun langsung pergi dari restoran sepertinya mengejar Ritsuko.
Adegan berubah ke tahun 1986, Sakutaro muda (Moriyama Mirai) menghadiri pemakaman gurunya. Sakutaro melihat teman sekelasnya Hirose Aki (Nagasawa Masami) memberikan kata terakhir untuk almarhumah.
Saat pulang sekolah, Aki minta Sakutaro mengantarnya, merekapun menjadi teman akrab. Karena Aki ingin memiliki Sony Walkman keluaran terbaru (1986 gitu..!!), mereka mengikuti lomba (kayaknya sih gitu) yang diadakan di sebuah stasiun radio. Sakutaro pun memenangkan lomba itu dan itu sepertinya membuat Aki agak sedikit kesal hingga tak mau bicara pada Sakutaro dan memilih merekamnya di kaset. Merekapun saling bertukar kaset sebagai media mereka untuk saling mengenal dan akhirnya Sakutaro menyatakan perasaannya pada Aki dan merekapun jadian.
Sakutaro tua yang tadinya pergi untuk menyusul calon istrinya, malah terperangkap oleh kenangan masa lalunya dengan Aki, namun tampaknya tak hanya Sakutaro saja yang mengenang Aki, namun Ritsuko pun merasa bersalah atas ketidakberdayaan Sakutaro melepaskan masa lalunya. Siapakah Ritsuko sebenarnya..? dan apa hubungannya dengan Hirose Aki..?

Dengan alur cerita maju mundur, kita di suguhkan berbagai kenangan indah, mengingatkan kita pada saat – saat kita bersekolah. Cerita ini pun pure innocent menurut saya, karena tidak ada orang jahat di sini menjadikan kita yang menontonnya hanya bisa mempertanyakan nasib yang begitu kejam memisahkan Sakutaro dan Aki. Cerita sangat cocok untuk kalangan wanita yang senang dengan cerita tragic romantic, karena menceritakan cinta yang tak mudah hilang walau sudah 17 tahun berpisah.

resensi

awake 2007

Clayton Beresford Jr. (Hayden Christensen) memiliki semua yang diimpikan setiap orang di dunia, sukses di usia muda, wajah sedap dipandang, ibu yang sangat sayang padanya, juga calon istri yang juga sempurna. Namun setiap manusia mesti punya kekurangan, sejak kecil Clayton memiliki lemah jantung dan memerlukan transplantasi jantung. Kelemahannya inilah yang membuat ibunya super protektif terhadap segala yang berkaitan dengan sang anak sehingga membuat sang anak menyembunyikan hubungannya dengan Samantha Lockwood (Jessica Alba) yang juga Personal Asistan ibunya. Sang Ibu (Lena Olin) merencanakan agar Clayton dioperasi transplantasi jantung oleh tim dokter yang sudah dikenal kemampuannya, namun Clayton menolak karena ia ingin dioperasi oleh temannya dr. Jack Harper (Terrence Howard) yang pernah empat kali tersangkut masalah malpraktik. Ia juga menentang ibunya dengan diam – diam menikahi Samantha di malam sebelum hari operasinya. selama operasi, dia mengalami Anesthesia awareness yang membuatnya tetap sadar tapi lumpuh. Clayton pun menyaksikan dialog di ruang operasi dan menemukan rahasia gelap tentang operasinya.

Film dibuat alur maju mundur dan anda akan dihadapkan dengan teka – teki yang tidak akan anda dapatkan ceritanya selain mendengarkan seluruh percakapan antara karakternya. Film yang membuat saya tidak bisa tidur karena membayangkan seramnya saat operasi tapi mengalami Anesthesia awareness. Betapa orang bisa jadi buta karena cinta dan mengabaikan segala tanda - tanda.Saya rekomendasikan film ini bagi penyuka thriller movie dan tidak disarankan bagi yang takut dengan kesadisan operasi (Menyayat tubuh dan sebagainya).

try to feel this pain

Malam pnuh bintang..
Dan bintang2 itu..
Biru..
Menggigil di kjauhan..
Angin malam berkelit di langit sambil bernyanyi..
Di malam-malam spt ini..
Di bawah langit tak brbatas..
Di malam mncekam ini..
Puisiku masuk dlm jiwa..
Seperti embun pada rerumputan..
Begitulah..
Di kejauhan..
Seseorang menyanyi di kejauhan..
Jiwaku hampir mati kini..
Malam ini juga..
Desir yg mnjamah pepohonan itu juga..
Tangisku menggapai angin..
Namun, lukisan bulan menggodaku..
Goresan bintang mengerjap..
Seakan menertawakan ksedihanku..
Di perjalanan melintasi bukit2 dan lereng2 kesemuan ini..
Wahai langit penghiburku..
Titip salamku utk Penciptamu..........

i've learned

I've learned....
that the best classroom in the world
is at the feet of an elderly person.

I've learned....
that when you're in love, it shows.

I've learned....
that just one person saying to me,
"You've made my day!" makes my day.

I've learned....
that I feel better about myself when
I make others feel better about themselves.

I've learned....
that having a child fall asleep in your
arms is one of the most peaceful
feelings in the world.

I've learned....
that what we have done for ourselves
alone dies with us. What we have done
for others and the world remains and
is immortal.

I've learned....
that one sincere apology is worth more
than all the roses money can buy.

I've learned....
that words harshly spoken are as difficult
to retrieve as feathers in a gale.

I've learned....
that being kind is more important than
being right.

I've learned....
that you should never say no to a
gift from a child.

I've learned....
that I can always pray for someone when
I don't have the strength to help him
in some other way.

I've learned....
that no matter how serious your life
requires you to be, everyone needs a
friend to act goofy with.

I've learned....
that sometimes all a person needs is a
hand to hold and a heart to understand.

a letter for israel

Wahai keturunan ishak alaihi salam
Wahai keturunan ibrahim alaihi salam
Apakah kalian ingin mengingkari ayah kalian?

Kami akan mati di atas kaki kami
Tapi kami tidak akan mati di atas lutut kami...

Kalian tahu bagaimana caranya membunuh
Tetapi kami tahu bagaimana caranya mati...

Wahai keturunan ishak alaihi salam
Wahai keturunan ibrahim alaihi salam
Tidakkah kalian mengingat apa yang Hitler lakukan?
Tidakkah kalian membencinya?
Lalu coba kalian bayangkan
Sekarang kalian menjadi Hitler-Hitler bagi kami...

Ingatkah Ketika Hitler memasukkan saudara-saudara kalian ke ruang gas
Bagaimana perasaan kalian?
Tidakkah kalian mengerti?
Bagaimana perasaan kami
Ketika kalian dengan brutal menembaki saudara kami...

Wahai kaum yang seharusnya menjadi umat Musa alaihi salam
Kenapa sikap kalian seperti umat fir’aun?

Aku juga berbicara kepada kalian, saudaraku, mulimin..
Saudaraku yang sedang duduk santai di rumah kalian
Kita satu-satunya umat yang dapat melawan kekejian mereka…
Ingatlah kita tidak hidup di dunia selamanya…

Begitu juga kalian

Wahai keturunan ishak alaihi salam
Wahai keturunan ibrahim alaihi salam
Begitu juga kalian
Suatu saat nanti kita semua akan pergi dari sini
Tak peduli kalian suka atau tidak...

Satu hal yang terpenting Wahai keturunan ishak alaihi salam
Ingin menjadi apa kalian sekarang?
Bunuhlah kami
Bila ternyata itu yang kalian inginkan...

Wahai keturunan ishak alaihi salam
Wahai keturunan ibrahim alaihi salam
Kami tertawa melihat Apache-apache dan F16-F16 milik kalian
Kami tertawa karena kami mencium ketakutan kalian
Kenapa kalian menggunakan persenjataan lengkap menghadapi selelompok pemuda tanpa senjata?
Kami menantang kalian, kalian yang tidak memiliki kemuliaan
Dengan tangan kosong
Apakah kalian berani meletakkan senjata-senjata hasil pembayaran pajak orang amerika itu?

Wahai keturunan ishak alaihi salam
Wahai keturunan ibrahim alaihi salam
Tidaklah penting kami hidup atau mati
Yang terpenting bagaimana kami hidup dan bagaimana kami mati
Sekarang tanyakanlah pada diri kalian
Dengan apa kalian akan di kenang?
Tanpa kemuliaan, tanpa harga diri, tanpa keberanian..

Wahai keturunan ishak alaihi salam
Wahai keturunan ibrahim alaihi salam
Allah azza wa jalla saksi kita
Kami hidup dengan kemuliaan, tanpa pernah menyerah terhadap aqidah kami
Allah azza wa jalla saksi kita
Kami mati dengan kemuliaan, sebagai syahid
Kami terus berjuang hingga nafas terakhir meninggalkan raga kami...

Allah azza wa jalla saksi kita
Ketika kalian membunuh dan ketika kami terbunuh
Pada akhirnya
Kami dan kalian tetap akan menghadap pengadilanNya...

Wahai keturunan ishak alaihi salam
Wahai keturunan ibrahim alaihi salam
Ketika hari itu tiba
Setiap nyawa yang kalian bunuh akan mengadu kepada Tuhannya
Mereka akan memina keadilan kepada Tuhannya
Persiapkanlah jawaban kalian Wahai keturunan ishak alaihi salam
Wahai keturunan ibrahim alaihi salam
Karena kalian pasti akan ditanya
Aku bersumpah demi kekuasaanNya
Kalian pasti akan menjawab pertanyaanNya…

ketika aku mati

ketika aku mati
Ketika nyawaku dicabut
Jangan pernah berpikir aku kehilangan dunia ini..

jangan teteskan airmata..
Jangan sedih atau merasa kasihan
Aku tidak jatuh di tangan malaikat yang menyeramkan..

Ketika kau lihat
Kelelahanku telah berakhir
Jangan menangis akan kepergianku…
Aku tidak meninggal
Aku tiba di cinta abadi

Ketika kau meninggalkan kuburanku…
Jangan berkata selamat tinggal
Ingatlah, gundukan tanah ini adalah tempat singgah sebelum ke surga..

Kau akan melihatku
Di timpa urukan tanah
Suatu saat aku kan bangkit
Bagaimanpun ini bukanlah akhir
Bagai matahari terbenam ataupun bagai bulan menghilang di kala subuh

Ini memang terlihat seperti akhir
Memang seperti matahari tenggelam
Tetapi kenyataannya adalah kebalikannya
Ketika penguburan telah selesai
Itulah waktu ketika jiwaku terbangun dari tidur panjang
Tidak dapatkah kau melihat
Aku terbangun ketika menghilang dari permukaan dunia
Dan muncul di tempat yang lain

Jangan pernah kau meragukan kebangkitan
tidakkah kau lihat bunga yang telah layu
Seakan mati
Kemudian tersiram gerimis
Kemudian kembali merekah

Ingatlah
Ketika untuk terakhir kalinya
Kau menutup matamu
Ucapanmu dan nyawamu
Kau akan dimilki oleh suatu tempat yg tidak terbatasi oleh ruang dan waktu..

Tuesday, June 1, 2010

Once Upon a Time in Pesantren

Nama dan tempat sengaja disamarkan.

terinspirasi dari kisah seorang teman..



" Malam ini adalah malam terakhir kebersamaan kita, setelah itu akan ada malam-malam berikutnya dimana hanya ada sepi yang setia menemani kita " sang pria berkata pada kekasihnya yang mulai basah kedua pipinya. Dinding pembatas asrama santri putra dan santri putri itulah yang menjadi saksi keberadaan mereka pada malam itu. Rupanya malam itu adalah malam perpisahan bagi mereka, setelah 2 tahun mereka memilih untuk back street dari pengurus. " de'….., percayalah, walau pun ada jarak yang memisahkan kita. Hatiku tetap utukmu aku takkan pernah berubah layaknya alif maksuroh yang tak bisa menerima harokat dalam berbagai keadaan". Mata gadis itu pun mulai menatap dan mencari pembenaran di setiap garis wajah kekasihnya itu. Dan berkata " kak….,aku takut suatu ketika kamu menjadi alif layyinah, ketika kau menemukan gadis lain yang membuatmu bahagia, merasa cocok dan nyaman dengannya. Dan seketika itu kau akan membuka hatimu untuk gadis itu. Ah….andai saja kau itu adalah mubtada' dan aku khobarnya atau kau adalah fi'il dan aku adalah fai'lnya pasti kita akan selalu bersama-sama. Dimana ada dirimu pasti ada diriku, kita akan selalu bersama-sama, belajar bersama, sedih bersama, bahagia bersama." "de'….aku akan tetap menjadi mubtada' dan kau khobarnya, aku senang menjadi fiil dan kau failnya, hanya saja dalam keadaan tertentu kita tidak selalu berdampingan kan,,,? Kadang aku pergi, begitu pula terkadang kau yang pergi. Tapi pada hakikatnya kita saling berhubungan dan tak bisa dipisahkan. Kau harus mengerti, segala sesuatu yang kita inginkan tak selamanya berjalan dengan mulus." Badrus berusa menyakinkan.


Keheningan malam mulai merayapi keduanya, hanya mata yang beradu menggantikan kata. Pondok pesantren Roudlotut Tholibien Rembang kehilangan hiruk pikuknya, tak ada lagi santri yang mendendangkan nadzom alfiyah, imrithi, ataupun nderes kitab yang telah diajarkan oleh kyai. Ditinggalkan para santrinya yang sedang pulang kerumah masing-masing karena liburan akhir tahun atau akhir assannah. Yang tinggal hanyalah santri yang berasal dari luar kota Rembang. Diantaranya adalah Rufaidah dan Badrus. Rufaidah berasal dari Jakarta sedangkan badrus berasal dari Malang, keduanya telah menjalin hubungan semenjak kelas 2 SMA dan kini waktunya perpisahan, karena Badrus akan melanjutkan kuliah ke universitas al-azhar Kairo, sedangkan Rufaidah telah mendapatkan beasiswa di UGM Jogjakarta.


" Kak…..( Rufaidah mencoba menghenyakkan kesunyian setelah lama mereka berdiam) aku tidak ingin karena jarak yang memisahkan kita, dan jarangnya komunikasi akan merusak hubungan yang telah kita jalini ini, karena gelisah dan rindu akan menimbulkan kecurigaan dihatimu pada diriku. Kecurigaanmu itu bagiku seperti inna wa akhowatha yang merusak mubtada (isim inna) yang tadinya marfu' menjadi manshub. Dan aku pun tak memunkiri hari-hariku akan didera kecurigaan dan perasaan was-was padamu, aku tak yakin hatiku akan tetap memihakmu jika kecurigaan itu selalu menghantuiku. Seperti apa yang dilakukan oleh kana wa akhowatuha, merusak khobar mubtada (khobar kana) yang tadinya marfu' menjadi mansub. Dan akhirnya kita saling mencurigai, dan tak ada lagi kepercayaan dihati kita masing-masing. Membiarkan kecurigaan mengrogoti hubungan ini sampai akhirnya tak ada yang tersisa walau secuil harapan. Seperti dzonna wa akhowatuha yang benar2 merusak a'malnya mubtada dan khobar." Badrus hanya terdiam mendengar penuturan gadis yang menjadi kekasihnya itu. " Kak…., aku gak mau nasibku seperti huruf illat yang sering dibuang dalam sebuah kalimat kalau sudah tidak dibutuhkan. Kak….aku takut sekali ketika sesampainya kau di Mesir, ketika ketidak tahuanmu akanku membuatku majhul di matamu dan fikiranmu, membuatmu lupa akanku dan kenangan2 kita selama di Rembang. Apakah aku harus rela ketika ada seorang gadis menggantikan kedudukanku di dalam hatimu? Aku tidak yakin kau akan tetap menjadi alif maksuroh dalam kesepianmu, itu pasti akan membuatmu menderita."


Badrus bingung, bagaimana dia harus menenangkan hati kekasihnya yang sedang dilanda keraguan itu. Dia tidak bisa memberikan harapan dan janji terlalu banyak, untuk sekedar menenangkan hati kekasihnya itu. Dia takut suatu saat tidak dapat menepati janjinya pada Rufaidah. Dia tidak mau Rufaidan kecewa dan akhirnya membenci dirinya. " de'…..aku gak tahu apakah imam sibawaih pernah pacaran atau tidak, kalau saja beliau pernah pacaran, mungkin saja ada I'rob yang dapat menjelaskan hubungan kita sekarang". Keduanya hanya tertawa, kencan terakhir ini menjadi arena perdebatan nahwu sekenanya. " emmm… sayangnya di Alfiyah Ibnu Malik gak ada bab hubbun wa akhowatuha ya kak… ". Badrus hanya tertawa mendengar perkataan rufaidah yang diselingi tawa renyahnya. Malam itu Badrus ingin benar2 menikmati wajah kekasihnya untuk yang terakhir kalinya, sampai benar2 melekat di dalam hatinya. Karena seminggu lagi, badrus akan berangkat ke Mesir.


Bagi Rufaidah, badrus tidak hanya sekedar pacar. Baginya badrus seperti kakak kandungnya, tempat dimana Rufaidah menumpahkan segala permasalahan yang dia sedang hadapi. Menurut Rufaidah Badrus cukup dewasa untuk menjadi seorang kakak dan sangat romantis untuk ukuran seorang pacar yang nota benenya adalah santri salaf . Hati Rufaidah sangat bangga sekaligus sedih, ketika mendengar Badrus lulus ujian masuk universitas al azhar Kairo. Rufaidah selalu menenangkan hati bahwa kepergian Badrus adalah untuk menuntut ilmu demi mencapai cita-citanya yaitu mengabdikan diri sepenuh hati untuk pondok pesantren tempat ia menimba ilmu agama selama ini. Yang Rufaidah punya hanyalah doa, semoga Allah mengabadikan kisah cintanya bersama Badrus. Sehingga darinya dan Badrus akan lahir buah cinta yang sholih dan sholihah. Dengan doa dan usaha sedaya-dayanya. Jika semuanya menjadi lebih baik, menjadi kerinduan dan cinta yang terang, menjadi kecewa yang ikhlas. Dan kesedihan yang kita relakan untuk menjadi tegar dalam langkah-langkah kita yang tegap dan lurus. Tetap di jalanNya.


Pada malam itu, tak lupa Badrus memberikan lembaran foto copy yang telah dijilid rapih. Lembaran itu adalah ungkapan perasaannya selama ini terhadap Rufaidah. Lembaran itu adalah risalatul hub dalam bentuk syi'ir berbahasa Indonesia maupun bahasa arab. Risalah itu ia namai rufaidati fil laylatil badri. Kemudian keduanya pun pulang ke pondok masing-masing, membawa hati penuh harapan, cinta dan ketakutan akan sebuah perpisahan.